Sebuah perbincangan menarik dengan seorang teman.
Ketika itu kami sedang membicarakan tentang iklim yang tak menentu,,, mungkin disebabkan oleh global warming. Tiba-tiba seorang teman itu bercanda "yah itu lah cuaca yang saat ini tidak menentu."
"Sama seperi hatiku yang tak menentu, dan sedang banjir."
"Mau tidak jadi penolong ??"
Candaan yang tak terduga, dan membuatku tertegun.
hening sejenak menunggu jawabku,,, pura-pura tidak mendengar juga tidak bisa...
kemudian ia mengulangi pertanyaannya, "Bagaimana , mau tidak jadi penolong ??"
Maka ku putar otakku bagaimana cara menjawab yang baik.
Akhirnya ku tuturkan,,, "Bagaimana bisa saya menolong sementara saya tidak tahu berenang jangan keadaan menjadi terbalik saya yang harus ditolong."
Akhirnya teman itupun tersenyum.
Konotasi yang dijawab dengan denotasi. Saya bahkan tak tahu apa yang saya maksudkan.
Yah yang ku tahu saat itu saya sedang menjaga hati.Tanpa berfikir apa yang saya katakan. Maksudku kelihatannya sudah tersampaikan bukankah itu tujuan dari komunikasi ??
Menjaga hati untuk seseorang tetapi lebih tepatnya menjaga hati untuk diri sendiri.
Mngapa, karena saat ini saya tahu apa keinginanku.
Terkadang jika cobaan datang lagi,,, entah tak tahu mau berbuat apa...
Tanyakan pada hati, Goyah kah kamu ?? Tidak katanya.
maka kulanjutkan pertahanan ku....
Bukan faktor external yang menjadi cobaan paling susah untuk ku lalui tapi faktor internal itu sendiri.
Karena tiap jalan itu punya ujian tersendiri.
Ujian terberat itu ketika hati yang sedang dijaga kadang-kadang dilukai oleh objek yang menjadi alasan menjaga hati.....
Bisa kah ku titipkan hatiku ?? wahai kau yang menjadi alasan.
WHAHAHHAHA NGACO SIANG BOLONG.
GALAU SIANG,,,,
Lanjut kerja Tugas -_-
[ Read More ]
Ketika itu kami sedang membicarakan tentang iklim yang tak menentu,,, mungkin disebabkan oleh global warming. Tiba-tiba seorang teman itu bercanda "yah itu lah cuaca yang saat ini tidak menentu."
"Sama seperi hatiku yang tak menentu, dan sedang banjir."
"Mau tidak jadi penolong ??"
Candaan yang tak terduga, dan membuatku tertegun.
hening sejenak menunggu jawabku,,, pura-pura tidak mendengar juga tidak bisa...
kemudian ia mengulangi pertanyaannya, "Bagaimana , mau tidak jadi penolong ??"
Maka ku putar otakku bagaimana cara menjawab yang baik.
Akhirnya ku tuturkan,,, "Bagaimana bisa saya menolong sementara saya tidak tahu berenang jangan keadaan menjadi terbalik saya yang harus ditolong."
Akhirnya teman itupun tersenyum.
Konotasi yang dijawab dengan denotasi. Saya bahkan tak tahu apa yang saya maksudkan.
Yah yang ku tahu saat itu saya sedang menjaga hati.Tanpa berfikir apa yang saya katakan. Maksudku kelihatannya sudah tersampaikan bukankah itu tujuan dari komunikasi ??
Menjaga hati untuk seseorang tetapi lebih tepatnya menjaga hati untuk diri sendiri.
Mngapa, karena saat ini saya tahu apa keinginanku.
Terkadang jika cobaan datang lagi,,, entah tak tahu mau berbuat apa...
Tanyakan pada hati, Goyah kah kamu ?? Tidak katanya.
maka kulanjutkan pertahanan ku....
Bukan faktor external yang menjadi cobaan paling susah untuk ku lalui tapi faktor internal itu sendiri.
Karena tiap jalan itu punya ujian tersendiri.
Ujian terberat itu ketika hati yang sedang dijaga kadang-kadang dilukai oleh objek yang menjadi alasan menjaga hati.....
Bisa kah ku titipkan hatiku ?? wahai kau yang menjadi alasan.
WHAHAHHAHA NGACO SIANG BOLONG.
GALAU SIANG,,,,
Lanjut kerja Tugas -_-